اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ عَدَدَ مَا عَلِمْتَ وَزِنَةَ مَا عَلِمْتَ وَمِلْءَ مَا عَلِمْتَ وَكُنْ لَنَا يَدًا مُؤَيَّدًا وَلَا تَجْعَلْ لِفَاجِرٍ عَلَيْنَا يَدًا
Ya Allah, semoga Engkau melimpahkan rahmat dan salam kesejahteraan kepada Nabi Muhammad hamba dan utusan-Mu, Sang Nabi yang "Ummiy" dan juga kepada keluarga, para istri beliau dan seluruh keturunan beliau, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan semoga Engkau melimpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad hamba dan utusan-Mu, Sang Nabi yang "Ummiy" dan kepada keluarga, para istri beliau dan seluruh keturunan beliau, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya (yaitu sholawat, salam dan keberkahan) sebanyak apa yang ada di seluruh alam semesta, karena Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. (Yaitu sholawat, salam dan keberkahan sebanyak apa yang ada di seluruh alam semesta dilipat-gandakan) sebanyak apa yang Engkau ketahui, seberat apa yang Engkau ketahui, dan sepenuh apa yang Engkau ketahui, dan semoga Engkau menjadi untuk kami "Yada" (Yang Maha Berkuasa memberi pertolongan, bantuan, pangkat, kedudukan, kekuasaan, kekuatan) yang (pertolongan, bantuan, pangkat, kedudukan, kekuasaan, kekuatan tersebut) diperkuat dan dikokohkan, dan semoga Engkau tidak menjadikan untuk "Faajir" (orang yang durhaka kepada Allah / Rasulullah / orang tua / guru) berkuasa atas kami.
Salah satu maksud dari "semoga Engkau tidak menjadikan faajir berkuasa atas kami", yaitu semoga kita selamat dari memiliki penguasa / pemimpin yang fajir (orang yang durhaka kepada Allah / Rasulullah / orang tua / guru) baik dalam keluarga, pekumpulan, pekerjaan, pergaulan, perjalanan, dalam rt-rw, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara, dan bahkan dunia baik dari segi lahir maupun batin. Dan kalaupun ada yang fajir, maka, semoga tidak ada yang akan berbuat semena-mena / dholim / tidak adil kepada kita. Wallahu a'lam.
وفي الإحياء ج ٢ ص ١٤٧ خ ٢٠ بدار طه فوترا ما نصه ؛ وقال عليه السلام : ﴿اَللّٰهُمَّ لَا تَجْعَلْ لِفَاجِرٍ عِنْدِيْ يَدًا فَيُحِبُّهُ قَلْبِيْ﴾ . اهـ واخرجه الحافظ العراقي في المغني عن حمل الأسفار في موضعين برقم ١٧٢٩ و ٤١٢٥ ، وانظر ايضا الدر المنثور ج ٨ ص ٨٧ والتفسير لإبن كثير ج ٤ ص ٣٣١ ، وفيض القدير ج ٦ ص ٣٥٨ ، ومرقاة المفاتيح ج ٤ ص ٣٢٦ ، وكشف الخفاء ج ١ ص ٩٢ . اهـ
Di dalam kitab Ihya' Ulumiddin juz 2 h. 147 Dar: Thoha Putra, Rasulullah berdo'a:
اَللّٰهُمَّ لَا تَجْعَلْ لِفَاجِرٍ عِنْدِيْ يَدًا فَيُحِبُّهُ قَلْبِيْ
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan bagi orang jahat (fajir) mempunyai tangan (berkuasa) atas diriku, sehingga hatiku mengasihinya.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَي مَنْ هُوَ السِّرُّ السَّارِيْ فِي كُلِّ مَوْجُوْدٍ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ مُوْجِدِ كُلِّ مَوْجُوْدٍ صَلَاةً بِكَ وَبِهِ وَبِهَا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَنْ يَمْشِيْ عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْ شَرِّ مَنْ يَمْشِيْ عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْ شَرِّ مَنْ يَمْشِيْ عَلَى أرْبَعٍ ، وَمِنِ امْرَأَةٍ تُشَيِّبُنِيْ قَبْلَ الْمَشِيْبِ وَمِنْ وَلَدٍ يَكُوْنُ عَلَيَّ وَبَالًا وَمِنْ مَالٍ يَكُوْنُ عَلَيَّ عَذَابًا وَمِنْ صَاحِبِ خَدِيْعَةٍ إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا وَإِنْ رَأَى سَيِّئَةً أَفْشَاهَا
Ya Allah, semoga Engkau melimpahkan rahmat dan salam kesejahteraan kepada seorang yang ber-maqom "as-Sirrus Sariy" (rahasia yang mengalir yaitu Nabi Muhammad ﷺ), (yaitu dengan solawat dan salam) di setiap kedipan dan nafas (yang dilipat-gandakan) sebanyak apa yang terliputi oleh ilmu Yang Maha Pencipta segala yang wujud (baik yang tampak maupun yang tidak tampak di seluruh alam) yang dengan Engkau dan dengan wasilah melalui Nabi Engkau serta dengan wasilah sholawat tersebut, kami berlindung kepada Engkau dari "syar" mahluk yang berjalan dengan perutnya, dan dari "syar" mahluk yang berjalan dengan kedua kakinya, dan dari "syar" mahluk yang berjalan dengan keempat kakinya, dan dari wanita yang menjadikanku tua (beruban) sebelum waktunya, dan dari anak yang menjadi bencana bagiku, dan dari harta yang menjadi adzab bagiku, dan dari teman dekat yang berbuat makar kepadaku yang apabila ia melihat kebaikanku ia menutupinya, namun apabila ia melihat kejelekanku ia menyebarkannya.
Kata "syar" di dalam kamus al-Munawwir Arab-Indonesia h. 708, mempunyai beberapa arti diantaranya (1) kejelekan, (2) kejahatan, (3) peperangan, (4) dosa, (5) jeleknya budi pekerti, (6) iblis, (7) kemiskinan, (8) yang terjelek, (9) yang terjahat, (10) yang lebih jelek, (11) yang lebih jahat, (12) yang lebih buruk.
Sholawat pertama dinukil dari "al-Kawakibul Madliyyah" yaitu kumpulan sholawat dari Habib Ahmad bin Umar al-Hinduwan yang mencakup keutamaan-keutamaan yang sangat banyak. Di dalam kitab Afdlolus Solawat h. 141, di dalam syarah solawat ke-50 baris ke-13 dari atas disebutkan:
فإن زيادة فضلها وجلالة قدرها يعلمان بزيادة فضل مؤلفها وجلالة قدره
Sesungguhnya tambahnya keutamaan solawat dan keagungan kadarnya, keduanya dapat diketahui dari keutamaan shohibus solawat tersebut dan juga keagungan kadar kedudukan penyusunnya.
Dan penyusun solawat ini adalah Habib Ahmad bin Umar al-Hinduwan, salah seorang "al-Qutb", maka diketahui pula bahwa solawat ini juga sangat agung derajat dan kadarnya.
Sedangkan sholawat kedua ditulis setelah menela'ah Hizbul A'dzom (al-Wirdul Kzomis) dan termotivasi hadits yang bersumber dari kitab Kifayatul Atkiya' dan kitab al-Qoulul Badi' serta surah an-Nahl: 97.
Dan di dalam surat an-Nahl: 97 disebutkan:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.
قال ﷺ : إِذَا صَلَّيْتُمْ علَيَّ فَأَحْسِنُوْا الصَّلَاةَ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْرُوْنَ لَعَلَّ ذٰلِكَ يُعْرَضُ عَلَيَّ ، ... اِلٰي آخِرِ الْحَدِيْثِ ، هٰكَذَا كَمَا فِي كِفَايَةِ الْاَتْقِيَاءِ وَمِنْهَاجِ الْاَصْفِيَاءِ لِلسَّيِّدِ بَكْرِي الْمَكِّيِّ بْنِ السَّيِّدِ مُحَمَّد شَطَا الدِّمْيَاطِيِّ ص ٦ وفي الْقَوْلِ الْبَدِيْعِ ص ٧٤ . اهـ
Apabila kalian bershalawat kepadaku, maka baguskanlah! Karena sesungguhnya kalian tidak tahu boleh jadi redaksi shalawat tersebut akan sampai kepadaku, ... sampai akhir hadits. Demikian sebagaimana disebutkan di dalam kitab Kifayatul Atkiya' karya Sayyid Bakri Syatho Mekah h. 6 dan juga di dalam kitab al-Qoulul Badi' h. 74.
وفي خزينة الاسرار ص ١٤٧ ما نصه : ويقول العبد الذليل قواه الله الجليل : ففي العدد السبع خصائص عظيمة وفوائد كثيرة ومنافع جليلة ، لأن الله تعالي وضع كثيرا من العبادات علي العدد السبع يتقرب بها المتقربون الي ذاته تعالي كالسجود والطواف ورمي الجمرات سبعا وآي الفاتحة سبعا ... الي آخره . اهـ
Di dalam kzozinatul Asror h. 137 disebutkan bahwa di dalam adad / bilangan tujuh ada berbagai khasiat-khasiat yang besar, berbagai faidah-faidah yang banyak dan berbagai manfa'at-manfa'at yang agung, karena sesungguhnya Allah Ta'ala menetapkan banyak bentuk ibadah dengan bilangan tujuh ini yang dijadikan wasilah para Mutaqorribun bisa dekat kepada Allah seperti: sujud (yang saat melakukannya harus menempelkan di atas bumi tujuh anggota badan), thowah (yang dilakukan tujuh putaran), melempar jumroh (tujuh kali), ayat-ayat Surah al-Fatihah yang jumlahnya ada tujuh, ... sampai akhir keterangan.
Jadi jika ia membaca sholawat 7x, sekali duduk secara rutin tiap waktu, maka ia insya Allah akan memperoleh banyak "asror" dan "fawa-id" berbagai macam ilmu rahasia dan faidah-faidah.
وقرائتها بعدد جمل ﴿كن﴾ ، والكاف ٢٠ والنون ٥٠ وجملتهما ٧٠ كما في مفتاح مفاتح كنوز السموات والارض المخزونة ص ٦٣ ، وقيل انه مجرب والله اعلم . اهـ
Di dalam kitab Miftahu Mafatihi Kunuzis Samawati Wal Ardlil Makhzunah h. 63 disebutkan yang kurang lebih maksudnya: jika dibaca 70x sekali duduk dan rutin tiap waktu tertentu, maka dia seakan-akan mengamalkan 'adad / bilangan kalimah "kun" yang artinya jadilah. Karena huruf "kaf" = 20 dan huruh "nun" = 50, maka jumlahnya 70. Dan disebutkan bahwa jika diamalkan secara tetap, maka insya Allah mustajab do'anya. Alhmdulillah, wallohu a'lam.