اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ عَدَدَ مَا عَلِمْتَ وَزِنَةَ مَا عَلِمْتَ وَمِلْءَ مَا عَلِمْتَ وَاجْعَلْ عَيْشَنَا عَيْشًا رَغَدًا وَلَا تُشْمِتْ بِنَا عَدُوًّا وَلَا حَاسِدًا
Ya Allah, semoga Engkau melimpahkan rahmat dan salam kesejahteraan kepada Nabi Muhammad hamba dan utusan-Mu, Sang Nabi yang "Ummiy" dan juga kepada keluarga, para istri beliau dan seluruh keturunan beliau, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan semoga Engkau melimpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad hamba dan utusan-Mu, Sang Nabi yang "Ummiy" dan kepada keluarga, para istri beliau dan seluruh keturunan beliau, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya (yaitu sholawat, salam dan keberkahan) sebanyak apa yang ada di seluruh alam semesta, karena Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. (Yaitu sholawat, salam dan keberkahan sebanyak apa yang ada di seluruh alam semesta dilipat-gandakan) sebanyak apa yang Engkau ketahui, seberat apa yang Engkau ketahui, dan sepenuh apa yang Engkau ketahui, dan semoga Engkau menjadikan kehidupan kami, kehidupan yang "rogoda" (keadaan lapang serta penuh kemakmuran hidup), dan semoga Engkau tidak melegakan hati musuh dan yang hasud atas apa yang menimpa kami.
وفي المستدرك على الصحيحين ج ٢ ص ٢١٠ في الحديث : ١٩٦٧ ما نصه : ﴿اَللّٰهُمَّ احْفَظْنِيْ بِالْإسْلاَمِ قَائِمًا ، وَاحْفَظْنِيْ بِالْإسْلَامِ قَاعِدًا ، وَاحْفَظْنِيْ بِالْإسْلَامِ رَاقِدًا ،
وَلَا تُشْمِتْ بِيْ عَدُوًّا وَلَا حَاسِدًا
، اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أسْأَلُكَ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ كُلِّ شَرٍّ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ﴾ . اهـ
Di dalam kitab al-Mustadrok juz 2 h. 210 hadits: 1967 disebutkan do'a:
اَللّٰهُمَّ احْفَظْنِيْ بِالْإسْلاَمِ قَائِمًا ، وَاحْفَظْنِيْ بِالْإسْلَامِ قَاعِدًا ، وَاحْفَظْنِيْ بِالْإسْلَامِ رَاقِدًا ،
وَلَا تُشْمِتْ بِيْ عَدُوًّا وَلَا حَاسِدًا
، اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أسْأَلُكَ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ كُلِّ شَرٍّ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ
Ya Allah, jagalah hamba dengan Islam ketika berdiri, jagalah hamba dengan Islam ketik duduk dan jagalah hamba dengan Islam ketika tidur. Janganlah Engkau beri kegembiraan musuh atau orang yang dengki di atas penderitaan hamba. Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu segala kebaikan yang gudangnya berada di dalam kekuasaan-Mu. Hamba berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang gudangnya berada dalam kekuasaan-Mu.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَي مَنْ هُوَ السِّرُّ السَّارِيْ مَظْهَرُ لَطَائِفِ اَسْرَارٍ باسْمِكَ الْاَعْظَمِ اللّٰهُمَّ اَنْتَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَاعْطِنِيْ سُؤْلِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَأَرْضِنِيْ بِمَا قَسَمْتَ لِي ، فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ اللّٰهِ
Ya Allah, semoga Engkau melimpahkan rahmat dan salam kesejahteraan kepada seorang yang ber-maqom "as-Sirrus Sariy Madzhar Lathoifi Asroriy" (yaitu Nabi Muhammad ﷺ Sang Rahasia yang mengalir yang mendapat anugerah mampu melahirkan-memunculkan berbagai rahasia) terkait Nama Engkau yang teragung Ya Allah, Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atas diriku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku (yaitu dengan solawat, salam dan do'a tersebut yang berulang terus-menerus) di setiap kedipan dan nafas (yang dilipat-gandakan) sebanyak apa yang terliputi oleh ilmu Allah.
Sholawat pertama dinukil dari "al-Kawakibul Madliyyah" yaitu kumpulan sholawat dari Habib Ahmad bin Umar al-Hinduwan yang mencakup keutamaan-keutamaan yang sangat banyak. Di dalam kitab Afdlolus Solawat h. 141, di dalam syarah solawat ke-50 baris ke-13 dari atas disebutkan:
فإن زيادة فضلها وجلالة قدرها يعلمان بزيادة فضل مؤلفها وجلالة قدره
Sesungguhnya tambahnya keutamaan solawat dan keagungan kadarnya, keduanya dapat diketahui dari keutamaan shohibus solawat tersebut dan juga keagungan kadar kedudukan penyusunnya.
Dan penyusun solawat ini adalah Habib Ahmad bin Umar al-Hinduwan, salah seorang "al-Qutb", maka diketahui pula bahwa solawat ini juga sangat agung derajat dan kadarnya.
Sedangkan sholawat kedua ditulis setelah menela'ah Hizbul A'dzom (al-Wirdul Kzomis) dan termotivasi hadits yang bersumber dari kitab Kifayatul Atkiya' dan kitab al-Qoulul Badi' serta surah an-Nahl: 97.
Dan di dalam surat an-Nahl: 97 disebutkan:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.
قال ﷺ : إِذَا صَلَّيْتُمْ علَيَّ فَأَحْسِنُوْا الصَّلَاةَ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْرُوْنَ لَعَلَّ ذٰلِكَ يُعْرَضُ عَلَيَّ ، ... اِلٰي آخِرِ الْحَدِيْثِ ، هٰكَذَا كَمَا فِي كِفَايَةِ الْاَتْقِيَاءِ وَمِنْهَاجِ الْاَصْفِيَاءِ لِلسَّيِّدِ بَكْرِي الْمَكِّيِّ بْنِ السَّيِّدِ مُحَمَّد شَطَا الدِّمْيَاطِيِّ ص ٦ وفي الْقَوْلِ الْبَدِيْعِ ص ٧٤ . اهـ
Apabila kalian bershalawat kepadaku, maka baguskanlah! Karena sesungguhnya kalian tidak tahu boleh jadi redaksi shalawat tersebut akan sampai kepadaku, ... sampai akhir hadits. Demikian sebagaimana disebutkan di dalam kitab Kifayatul Atkiya' karya Sayyid Bakri Syatho Mekah h. 6 dan juga di dalam kitab al-Qoulul Badi' h. 74.
وفي خزينة الاسرار ص ١٤٧ ما نصه : ويقول العبد الذليل قواه الله الجليل : ففي العدد السبع خصائص عظيمة وفوائد كثيرة ومنافع جليلة ، لأن الله تعالي وضع كثيرا من العبادات علي العدد السبع يتقرب بها المتقربون الي ذاته تعالي كالسجود والطواف ورمي الجمرات سبعا وآي الفاتحة سبعا ... الي آخره . اهـ
Di dalam kzozinatul Asror h. 137 disebutkan bahwa di dalam adad / bilangan tujuh ada berbagai khasiat-khasiat yang besar, berbagai faidah-faidah yang banyak dan berbagai manfa'at-manfa'at yang agung, karena sesungguhnya Allah Ta'ala menetapkan banyak bentuk ibadah dengan bilangan tujuh ini yang dijadikan wasilah para Mutaqorribun bisa dekat kepada Allah seperti: sujud (yang saat melakukannya harus menempelkan di atas bumi tujuh anggota badan), thowah (yang dilakukan tujuh putaran), melempar jumroh (tujuh kali), ayat-ayat Surah al-Fatihah yang jumlahnya ada tujuh, ... sampai akhir keterangan.
Jadi jika ia membaca sholawat 7x, sekali duduk secara rutin tiap waktu, maka ia insya Allah akan memperoleh banyak "asror" dan "fawa-id" berbagai macam ilmu rahasia dan faidah-faidah.
وقرائتها بعدد جمل ﴿كن﴾ ، والكاف ٢٠ والنون ٥٠ وجملتهما ٧٠ كما في مفتاح مفاتح كنوز السموات والارض المخزونة ص ٦٣ ، وقيل انه مجرب والله اعلم . اهـ
Di dalam kitab Miftahu Mafatihi Kunuzis Samawati Wal Ardlil Makhzunah h. 63 disebutkan yang kurang lebih maksudnya: jika dibaca 70x sekali duduk dan rutin tiap waktu tertentu, maka dia seakan-akan mengamalkan 'adad / bilangan kalimah "kun" yang artinya jadilah. Karena huruf "kaf" = 20 dan huruh "nun" = 50, maka jumlahnya 70. Dan disebutkan bahwa jika diamalkan secara tetap, maka insya Allah mustajab do'anya. Alhmdulillah, wallohu a'lam.