Di dalam Syarah 'Alal Hikam Littajis Sakandari hikmah ke-5 karya KH. Sholeh Darat disebutkan (kurang lebih artinya):
Ketahuilah, Sesungguhnya seorang hamba tidak boleh meremehkan (apa yang telah di'ada'kan) Tuhannya dalam suatu perkara apapun. Boleh jadi, perkara yang engkau senangi itu terkadang buruk menurut Allah, sebaliknya, perkara yang tidak engkau senangi itu malah menjadi suatu kebaikan bagi dirimu. Allah berfirman:
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ
Artinya: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu". (al-Baqoroh: 216).
Karena kita tidak mengetahui secara pasti akan banyak hal, termasuk amal sunnah yang kita pilih, kita amalkan dan kita sangka baik, itu memang baik bagi kita. Apakah amal ibadah yang kita lakukan sudah sesuai dengan cara yang Allah ridloi? Ataupun juga cara berperilaku, cara bertutur kata, cara berfikir, termasuk dari segi penataan hati, apakah semua itu sesuai apa yang dimaksudkan dari apa yang diajarkan oleh Rasulullah? Apakah pemahaman kita memang sudah bersesuaian dengan syari'at Allah?
Kita memang diwajibkan berusaha dalam banyak hal, termasuk berusaha memperbaiki diri dengan belajar agama secara rutin, tetapi, hasil pemahaman di dalam otak dan yang masuk ke dalam hati, secara tidak langsung juga dipengaruhi pemikiran kita, pengalaman kita, lingkungan kita, dipengaruhi guru kita, teman kita dan apa yang kita lihat, kita tonton, kita dengar, kita baca, kita temukan dan lain sebagainya.
Untuk itu kita harus sadar dan segera memohon kepada Allah agar selalu diberi petunjuk / hidayah berharap semoga senantiasa dibimbing ke arah yang baik menurut Allah yang di dalamnya mencakup keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di aherat.
Salah satu do'a penting untuk memohon hal di atas adalah do'a qunut. Itu bisa menjadi salah satu sarana / wasilah kita memohon hidayah kepada Allah karena kita tidak mengetahui hakekat segala sesuatu.
اللّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْت
Ya Allah, bimbing dan tuntunlah (lahir batin, pemikiran, perkataan, pemahaman, perbuatan, pergaulan, pengambilan solusi setiap masalah, ibadah, kesukaan, kecondongan hati dan segala hal yang terkait diri)ku seperti orang-orang yang telah Engkau bimbing dan tuntun (segala hal yang terkait diri mereka, lahir batin, agama, dunia dan ahirat mereka sehingga mereka selamat dan bahagia di dunia dan aherat mereka).
Sehingga para ulama yang bermazhab Syafi’iyyah menganjurkan untuk membiasakannya di waktu sholat subuh (sunnah muakkad, apabila meninggalkannya tidak membatalkan shalat tetapi sunnah melakukan sujud syahwi baik karena disengaja ataupun karena lupa) dan dengan dasar riwayat dari sahabat Anas bin Malik sebagai berikut:
مَا زَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَقْنُتُ فِي الْفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
Artinya: "Rasulullah ﷺ senantiasa berqunut di shalat fajar (shalat Subuh) sampai beliau meninggal dunia." (HR. Ahmad).
Walaupun ada riwayat lain dari sahabat Abu Hurairah:
إنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ لَا يَقْنُتُ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ ، إلَّا إذَا دَعَا لِقَوْمٍ ، أَوْ دَعَا عَلَى قَوْمٍ
Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah ﷺ tidak berqunut ketika shalat fajar (shalat Subuh), kecuali ketika mendoakan kebaikan atau keburukan untuk suatu kaum." (HR. Muslim).
Walaupun menurut hadits ke-2, Rasulullah tidak ber-qunut kecuali dalam hal-hal tertentu, tetapi, melihat keadaan zaman sekarang, kita harus banyak-banyak memohon pertolongan Allah yang salah satu diantara caranya adalah dengan melazimkan (berdo'a secara rutin) do'a qunut dan terlebih lagi diperkuat dengan adanya hadits pertama.
Imam Sufyan ats-Tsauri, sebagaimana dikutip oleh Imam at Tirmidzi dalam Sunan at-Tirmidzi terkait qunut berpendapat:
إِنْ قَنَتَ فِي الفَجْرِ فَحَسَنٌ ، وَإِنْ لَمْ يَقْنُتْ فَحَسَنٌ
Artinya: "Jika seseorang ingin melakukan qunut di waktu Subuh, maka itu 'hasan' (baik). Dan jika tidak berqunut, itu juga 'hasan' (baik)."
وفي ص ٦٢٨ من سعادة الدارين في الفوائد المتعلقة بشفاء الاسقام ودفع الآلام ونحو ذلك ما نصه : فائدة اخري ، ومما جرب ايضا القنوت وهو اللّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضٰى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Selain itu, di halaman 628 dari kitab "Sa'adatuddaroin" pada bagian Faidah-faidah yang berhubungan dengan syifa' (penyembuh) berbagai macam penyakit dan daf' (penolak) berbagai macam sakit dan semisalnya sebagai berikut keterangannya:
Faidah yang lain, dan juga diantara amalan yang mujarrob atau mustajab (untuk memohon kepada Allah kesembuhan dari berbagai macam penyakit dan keselamatan dari berbagai macam sakit) adalah do'a Qunut, yaitu:
اللّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضٰى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Artinya (secara dhohir): "Ya Allah tunjukanlah aku sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesehatan. Peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berikanlah keberkahan kepadaku pada apa yang telah Engkau berikan.
Selamatkanlah aku dari bahaya kejahatan yang telah Engkau tentukan. Engkaulah yang menghukum dan bukan dihukum. Tidak hina orang yang Engkau jadikan pemimpin. Tidak mulia orang yang Engkau musuhi.
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia atas junjungan kami Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, dan para sahabatnya."
Dan disebagian naskah ditambahkan setelah "(تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْت)":
فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
Bagi-Mu segala pujian atas segala apa yang Engkau telah tetapkan. Aku memohon magfiroh kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu. Wallahu a'lam.