Yuk Ngaji

"وبالاخلاص اسلم واقرب الي الاجابة"
  • Home
Home » Amalan » Sanad » Ijazah Habib Ali bin Habib Abdurrahman (Robbisy-roh lii shod-rii)

Ijazah Habib Ali bin Habib Abdurrahman (Robbisy-roh lii shod-rii)

» Amalan, » Sanad
» Selasa, 03 Agustus 2021

Habib Salim bin Hafidz al-Alawiy berkata di dalam kitab beliau di h. 129 sebagai berikut: Dan di bulan Shofar al-Khoir 1334 H, Habib Ali bin Habib Abdurrahman (Muallif Bugyatul Mustarsyidin) bin Muhammad bin Husain Radliyallaahu 'anhu telah memberiku ijazah bersama jama'ah lainnya termasuk di dalamnya ada Habib Ahmad bin Hasan al-Attos dan lainnya saat di daerah Rubath Tarim di dalam mengamalkan membaca surah al-Insyiroh setelah solat subuh dengan meletakkan tangan di dada dan mengulang-ulang membaca surah al-Insyiroh tersebut tujuh kali. Atau membaca surah al-Insyiroh tersebut satu kali, kemudian membaca: "Rabbisy-roh lii shod-rii wa yassir lii amrii" tujuh kali sebagaimana Shohibul Waqti (al-Quthub) memberinya ijazah tersebut saat di tanah Harom Makkah ketika itu.
قال الحبيب سالم بن حفيظ العلوي في كتابه ص ١٢٩ ما نصه : وفي صفر الخير سنة ١٣٣٤ هـ اجازني رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ بمعية جماعة منهم الحبيب احمد بن حسن العطاس وغيره (برباط تريم) في قراءة سورة ﴿الم نشرح لك صدرك﴾ بعد صلاة الصبح مع وضع اليد علي الصدر وتكريرها سبع مرات او قراءتها مرة واحدة ثم ﴿رب اشرح لي صدري يسر لي امري﴾ سبعا كما اجازه في ذلك صاحب الوقت بالحرم المكي حينئذ . اهـ

Di dalam kitab Mafatikhul Ghoib karya al-Imam Fakz'ruddin ar-Roziy juz 22 dalam surah Thoha, yaitu surah ke-20 dalam pembahasan ayat ke-25 sampai ayat ke 35, terdapat penjelasan ayat "Rabbisy-roh lii shod-rii". Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang apa itu "Syar'khus Shodri" (yang ada di dalam ayat tersebut), maka beliau menjawab: "Cahaya yang terpatri di dalam hati".
وفي مفاتيح الغيب للامام فخر الدين الرازي ج ٢٢ في سورة طه (٢٠) ؛ الآيات ٢٥ إلى ٣٥ فِي قَوْلِهِ : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي﴾ . سُئِلَ رَسُولُ اللَّه ﷺ عَنْ شَرْحِ الصَّدْرِ ، فَقَالَ : نُورٌ يُقْذَفُ فِي الْقَلْبِ

Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Ta'ala menyebutkan sepuluh perkara dan mensifatinya dengan "Nur / Cahaya". Yang pertama; mensifati Dzat-Nya dengan "Nur / Cahaya" sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah an-Nur: 35 (yang kurang lebih artinya): "Allah adalah Cahaya langit dan bumi".
وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّه تَعَالَى ذَكَرَ عَشَرَةَ أَشْيَاءَ وَوَصَفَهَا بِالنُّورِ . أَحَدُهَا ؛ وَصَفَ ذَاتَهُ بِالنُّورِ : اللَّهُ نُورُ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ (النُّورِ : ٣٥)

Yang kedua adalah (Nur atau cahaya ditujukan ma'nanya kepada) ar-Rosul (Utusan) sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah al-Maidah: 15 (yang kurang lebih artinya): "Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya (Utusan) dari Allah dan Kitab yang menerangkan."
وَثَانِيهَا ؛ الرَّسُولَ : قَدْ جاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتابٌ مُبِينٌ (الْمَائِدَةِ : ١٥)

Yang ke tiga adalah (Nur atau cahaya ditujukan ma'nanya kepada) al-Qur'an sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah al-A'rof: 157 (yang kurang lebih artinya): "Dan mengikuti cahaya (al-Quran) yang diturunkan kepadanya".
وَثَالِثُهَا ؛ الْقُرْآنِ : وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي انزل معه (الْأَعْرَافِ : ١٥٧)

Yang ke empat adalah (Nur atau cahaya ditujukan ma'nanya kepada) "Iman" sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah at-Taubah: 32 (yang kurang lebih artinya): "Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah (iman kepada Allah) dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka".
وَرَابِعُهَا ؛ الْإِيمَانَ : يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِؤُا نُورَ اللَّهِ بِأَفْواهِهِمْ (التَّوْبَةِ : ٣٢)

Yang ke lima adalah (Nur atau cahaya ditujukan ma'nanya kepada) "Keadilan Allah" sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah az-Zumar: 69 (yang kurang lebih artinya): "Bumi (padang Mahsyar) menjadi terang benderang dengan cahaya Tuhannya (Keadilan Allah)".
وَخَامِسُهَا ؛ عَدْلَ اللَّه : وَأَشْرَقَتِ الْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّها (الزُّمَرِ : ٦٩)

Yang ke enam adalah (Nur atau cahaya ditujukan ma'nanya kepada) "Cahaya Bulan" sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah Nuh: 16 (yang kurang lebih artinya): "Di sana Dia menjadikan bulan bercahaya (cahaya bulan)".
وَسَادِسُهَا ؛ ضِيَاءَ الْقَمَرِ : وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُوراً (نُوحٍ : ١٦)

Yang ke tujuh adalah (Nur atau cahaya ditujukan ma'nanya kepada) "Siang Hari" sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah al-An'am: 1 (yang kurang lebih artinya): "Dan menjadikan kegelapan-kegelapan dan cahaya (siang hari)".
وَسَابِعُهَا‌ ؛ النَّهَارَ : وَجَعَلَ الظُّلُماتِ وَالنُّورَ (الْأَنْعَامِ : ١)

Yang ke delapan adalah (Nur atau cahaya ditujukan ma'nanya kepada) "Bukti-Nyata", sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah al-Maidah: 44 (yang kurang lebih artinya): "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya (Bukti-Nyata)".
وَثَامِنُهَا ؛ الْبَيِّنَاتِ : إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْراةَ فِيها هُدىً وَنُورٌ (الْمَائِدَةِ: ٤٤)

Yang ke sembilan adalah (Nur atau cahaya ditujukan ma'nanya kepada) "Para Nabi", sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah an-Nur: 35 (yang kurang lebih artinya): "Cahaya di atas cahaya (yaitu Para Nabi)".
وَتَاسِعُهَا ؛ الْأَنْبِيَاءَ : نُورٌ عَلى نُورٍ (النُّورِ : ٣٥)

Yang ke sepuluh adalah (Nur atau cahaya ditujukan ma'nanya kepada) ma'rifat, sebagaimana ma'na "Nur / Cahaya" di dalam Surah an-Nur: 35 (yang kurang lebih artinya): "Perumpamaan cahaya-Nya (ma'rifat) seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar".
وَعَاشِرُهَا ؛ الْمَعْرِفَةَ : مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكاةٍ فِيها مِصْباحٌ (النُّورِ : ٣٥)

Apabila semua ma'na ini tetap, maka kami berkata sesungguhnya seakan-akan Nabi Musa 'alaihis salam berdo'a: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dengan kema'rifatan berbagai cahaya keagungan dan kebanggaan Engkau."
إِذَا ثَبَتَ هَذَا ، فَنَقُولُ كَأَنَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ قَالَ : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي بِمَعْرِفَةِ أَنْوَارِ جَلَالِكَ وَكِبْرِيَائِكَ﴾

Yang ke dua: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dengan bisa berakhlak dengan akhlaknya para Rasul dan Nabi Engkau."
وَثَانِيهَا : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي بِالتَّخَلُّقِ بِأَخْلَاقِ رُسُلِكَ وَأَنْبِيَائِكَ﴾

Yang ke tiga: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dengan bisa mengikuti wahyu Engkau, dan menetapi melaksanakan perintah Engkau serta meninggalkan larangan Engkau."
وَثَالِثُهَا : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي بِاتِّبَاعِ وَحْيِكَ وَامْتِثَالِ أَمْرِكَ وَنَهْيِكَ﴾

Yang ke empat: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dengan cahaya iman dan yaqin kepada "Uluhiyyah" Engkau."
وَرَابِعُهَا : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي بِنُورِ الإيمان والإيقان بإلهيتك﴾

Yang ke lima: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dengan ith-la' (mampu melihat dan memahami secara nyata dan langsung) rahasia-rahasia keadilan Engkau di dalam hal-hal yang berhubungan dengan Qodlo' dan hukum-hukum ketetapan Engkau."
وخامسها : ﴿رب اشرح صَدْرِي بِالْإِطِّلَاعِ عَلَى أَسْرَارِ عَدْلِكَ فِي قَضَائِكَ وَحُكْمِكَ﴾

Yang ke enam: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dengan perpindahan dari cahaya matahari dan bulan Engkau (mengagumi dan mengagungkan mahluk-mahluk ciptaan Allah) kepada berbagai cahaya keagungan kemuliaan Engkau sebagaimana terjadi pada diri Nabi Ibrohim 'alaihis salam yaitu berpindahnya (mengagumi dan mengagungkan mahluk-mahluk ciptaan Allah) bintang, bulan, matahari, kepada pengagungan hanya kepada Allah.
وَسَادِسُهَا : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي بِالِانْتِقَالِ مِنْ نُورِ شَمْسِكَ وَقَمَرِكَ إِلَى أَنْوَارِ جَلَالِ عِزَّتِكَ كَمَا فَعَلَهُ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ حَيْثُ انْتَقَلَ مِنَ الْكَوْكَبِ وَالْقَمَرِ وَالشَّمْسِ إِلَى حَضْرَةِ الْعِزَّةِ﴾

Yang ke tujuh: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dari melihat siang dan malam (ciptaan) Engkau (tersibukkan hanya hal-hal duniawi) kepada (menyibukkan diri) melihat jelasnya keutamaan Engkau dan keadilan Engkau. (agar tersibukkan diri ini untuk beribadah di segala situasi dan kondisi sebagai syukur dan penghabaan diri)."
وَسَابِعُهَا : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي مِنْ مُطَالَعَةِ نَهَارِكَ وَلَيْلِكَ إِلَى مُطَالَعَةِ نَهَارِ فَضْلِكَ وَلَيْلِ عَدْلِكَ﴾

Yang ke delapan: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dengan mampu melihat tempat-tempat berkumpulnya ayat-ayat (bukti-bukti kebesaran) Engkau, dan tempat-tempat jaminan bukti-bukti nyata (berbagai anugerah dan rahmat) Engkau di bumi dan di langit."
وَثَامِنُهَا : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي بِالْإِطِّلَاعِ عَلَى مَجَامِعِ آيَاتِكَ وَمَعَاقِدِ بَيِّنَاتِكَ فِي أرضك وسمواتك﴾

Yang ke sembilan: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku di dalam hal yang aku menjadi pewaris para Nabi yang telah mendahului, mampu dan bisa meniru para beliau di dalam menggiatkan hukum-hukum Rabb seluruh alam."
وَتَاسِعُهَا : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي فِي أَنْ أَكُونَ خَلْفَ صُوَرِ الْأَنْبِيَاءِ الْمُتَقَدِّمِينَ وَمُتَشَبِّهًا بِهِمْ فِي الِانْقِيَادِ لِحُكْمِ رَبِّ الْعَالَمِينَ﴾

Yang ke sepuluh: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku yang Engkau jadikan lampu keimanan di dalam hatiku seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar (kema'rifatan)".
وَعَاشِرُهَا : ﴿رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي بِأَنْ تَجْعَلَ سِرَاجَ الْإِيمَانِ فِي قَلْبِي كَالْمِشْكَاةِ الَّتِي فِيهَا الْمِصْبَاحُ﴾ . اهـ

Amalan ini sangat bagus, dan bahkan disebutkan di dalam Minhatul Ilah h. 328 sebagai berikut: Telah memberikan ijazah khusus kepadaku juga as-Syekhul Fadlilul Faqih Abdullah bin Abi Bakar ibnil Imamil Kabir al-Faqih Dzil 'Irfan Abdullah bin Ahmad Basudan agar setiap selesai sholat fardlu membaca: "Robbisy-roh lii shod-rii" seratus kali, dan jika tidak mampu di setiap selesai sholat fardlu, maka pagi dan sore seratus kali sebagaimana Habib Umar bin Hasan al-Haddad dan Habib Muhammad bin Ibrohim Bilfaqih memberi ijazah amalan tersebut kepada Syekh Abdullah bin Abi Bakar tersebut.
وفي منحة الاله ص ٣٢٨ ما نصه : واجازني (الشيخ الفاضل الفقيه عبد الله بن ابي بكر ابن الامام الكبير الفقيه ذي العرفان عبد الله بن احمد باسودان) ايضا اجازة خاصة في الاتيان عقب كل صلاة مفروضة بقول ﴿رب اشرح لي صدري﴾ طه : ٢٥ مئة مرة وان لم يكن الاتيان بذلك بعد كل فريضة ، فيؤتي صباحا ومساء مئة مرة كما اجازه في ذلك الحبيبان الجليلان سيدي عمر بن حسن الحداد وسيدي محمد بن ابراهيم بلفقيه رحمه الله رحمة الابرار وجمعنا واياه في دار القرار . اهـ

Dan di dalam Minhatul Ilah h. 126 juga disebutkan: Pada tanggal 8 Rabiuts Tsaniy tahun 1316 H, Habib 'Ali bin Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husain al-Masyhur telah memberikan ijazah membaca: "Rabbisy-roh lii shod-rii wa yassir lii amrii" setiap hari limapuluh kali dan juga ba'da sholat subuh sebagaimana Sayyid Syekh bin Umar as-Shofiy as-Segaf memberikan ijazah tersebut kepada Habib 'Ali bin Habib Abdurrahman. Wallahu a'lam.
وفي منحة الاله ص ١٢٦ ما نصه : وفي ٨ ربيع الثاني سنة ١٣١٦ هـ اجازني (الحبيب علي ابن الحبيب عبد الرحمن بن محمد بن حسين المشهور) في قول : ﴿رب اشرح لي صدري ويسر لي امري﴾ كل يوم خمسين مرة وبعد صلاة الصبح كما اجازه في ذلك السيد شيخ بن عمر الصافي السقاف . اهـ

Related Posts

  • Aqidatul Awam
  • Ijazah Habib Ali al-Masyhur (Futuh Dengan Berzirah Kubur)
  • Istikharoh (Al Quran)
  • Amalan Asyura
  • Do'a Ya Khayyu Ya Qoyyum

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Search Article

Label

  • Amalan (263)
  • Fiqh (137)
  • Fathul Qorib (132)
  • Al Qur'an (113)
  • Sanad (65)
  • Sholawat (35)
  • Kutub Islamiyah (25)
  • Biografi (22)
  • Kutubul Qoum (20)
  • Nasehat (16)
  • Adab (15)
  • Islamic Knowledge (12)
  • الاوراد بعد المكتوبات وزياداتها (9)
  • Kitab al-Fawaid (8)
  • Boso Jowo (7)
  • Ngaji Romadlonan 2018 (5)
  • 12 Bulan Qomariyah (4)
  • al-Kawakib al-Madliyyah (3)
  • Tatsbitul Fuadiy (2)
  • Al-Wasa'il (1)
  • Hilal 12 Bulan (1)
  • Qur'an dan Translitersi (1)
  • Transliterasi (1)
Diberdayakan oleh Blogger.

↑