أَرِحْ نــَفْسَـكَ مِنَ الـتَّدْبِــيْرِ ، فَمَا قَامَ بِـهِ غَيْرُكَ عَـنْكَ لاَ تَـقُمْ بِـهِ لِنَفْسِكَ
"Istirahatkanlah dirimu atau pikiranmu dari kesibukan melakukan "tadbiir" (mengatur segala segi kebutuhan duniamu), sebab apa saja yang sudah dijamin diselesaikan oleh selain dirimu, tidak perlu engkau sibuk memikirkannya.
Sejatinya, perkara rezeki sudah diatur oleh Allah semenjak engkau belum ada. Syekh Ibnu Athoillah berkata:
أَرِحْ نــَفْسَـكَ مِنَ الـتَّدْبِــيْرِ
"Istirahatkanlah dirimu atau pikiranmu dari kesibukan mengatur segala segi kebutuhan duniamu".
Istirahatkanlah dirimu dari memikirkan sesuatu yang belum terjadi, yaitu jangan banyak berangan-angan dan memikirkan hal-hal yang belum terjadi, seperti halnya memikirkan makanan apa untuk hari esok atau bulan depan, karena Allah sudah mengatur rezeki untukmu jauh sebelum engkau ada, begitu juga terkait jodoh, nikmat, cobaan dan ajal. Karena belum tentu yang engkau pikirkan besok akan terjadi sehingga pikiran dan angan-anganmu itu tidak berguna dan sia-sia belaka. (Lihat syarah al-Hikam h. 9).
Disadari atau tidak, Allah lah yang telah mengatur segala perkara termasuk semua yang berkaitan dengan kehidupan kita. Peredaran darah dalam tubuh kita, terus bekerjanya jaringan syaraf kita, keluar masuknya udara saat kita bernafas, rizki yang kita makan, dan lain-lainnya yang sesungguhnya telah Allah atur untuk setiap manusia. Oleh karena itu, kita tidak perlu bingung, khawatir, takut apalagi turut-serta melakukan pengaturan untuk diri kita.
Sesungguhnya jiwa manusia akan buntu dan lelah jika harus memikirkan, apalagi memastikan keadaan di masa depan yang tiada diketahui olehnya akan kepastiannya. Yang dikhawatirkan lagi kewajiban yang sedang dan yang seharusnya dijalaninya akan terabaikan atau bahkan terlupakan dan akan terasa berat baginya karena ia telah lelah dengan pikirannya sendiri yang tiada guna, menghabiskan umur, waktu dan tenaga.
فَمَا قَامَ بِـهِ غَيْرُكَ عَـنْكَ لاَ تَـقُمْ بِـهِ لِنَفْسِكَ
"Sebab apa saja yang sudah dijamin diselesaikan oleh selain dirimu, tidak perlu engkau sibuk memikirkannya".
Apa yang sudah ditanggung oleh Allah untukmu, apakah itu dalam hal rezekimu serta lainnya, maka engkau jangan ikut serta mengurusnya, karena Allah berfirman di dalam Surah Hud, ayat 6:
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi ini kecuali Allah sudah menanggung rezekinya".
Tetapi apabila "tadbir" itu dibarengi dengan "tafwidl" (menyerahkannya pada Allah), maka ada dikatakan itu diperbolehkan.
وفي فيض القدير ج ٣ ص ٢٨٠ في : ٣٣٩٩ ما نصه : ﴿التدبير نصف العيش ؛ والتودد نصف العقل ؛ والهم نصف الهرم ؛ وقلة العيال أحد اليسارين﴾ ، القضاعي في مسند الشهاب عن الامام علي أمير المؤمنين - رضي الله عنه - قال العامري ؛ في شرح الشهاب : غريب حسن . اهـ
Di dalam Faidlul Qodir Juz 3 h. 280 pada pembahasan hadits: 3399 disebutkan:
التدبير نصف العيش ؛ والتَّوَدُّدُ نِصْفُ الْعَقْل ؛ والْهَمُّ نِصْفُ الْهَرَم ؛ وقِلَّةُ الْعِيَالِ أَحَدُ الْيَسَارَيْنِ
"At-Tadbir" atau mengatur apa yang menjadi keperluan itu sebagian (penunjang) dari penghidupan, saling mencintai adalah setengah (wujud adanya) kebijaksanaan, kesedihan adalah setengah (penyebab) bertambah terlihat tuanya seseorang, keluarga kecil adalah salah satu (bentuk) kelapangan.
وفي الشرح : وهذا لا يعارض قول الصوفية أرح نفسك من التدبير فما قام به غيرك عنك لا تقم به لنفسك ما ذاك إلا لأن الكلام هنا في تدبير صحبه تفويض وكلامهم فيما لا يصحبه
Dan di dalam syarahnya disebutkan: "Dan di dalam kalam para Shufi yaitu: "(أَرِحْ نــَفْسَـكَ مِنَ الـتَّدْبِــيْرِ)" tiada bertentangan dengan hadits ini, karena di dalam hadits "(التدبير نصف العيش)" dengan disertai "tafwidl" (menyerahkannya pada Allah) sedangkan maksud dari qoul para Shufi di atas tanpa adanya "tafwidl".
Seperti wirid dari al-Arif Billah al-Habib Abdul Qodir bin Muhammad al-Habsyi yang ditulis di dalam Sabilul Muhtadin h. 321 yang menurut pemahaman al-Faqir ila Rohamatillah merupakan bentuk "Tadbir bit Tafwidl" yaitu "Tadbir" yang diwujudkan dalam bentuk solawat do'a yang diserahkan / dimohonkan kepada Allah Ta'ala wallahu a'lam. Berikut ini Solawat "Tadbir" tersebut:
اللٰهم إن في تدبيرك ما يغني عن الحيل ، وفي كرمك ما هو فوق الأمل ، وفي حلمك ما يسد الخلل ، وفي عفوك ما يمحو الزلل ، اللٰهم فبقوة تدبيرك وفيض كرمك وسعة حلمك وعظيم عفوك ، صل على سيدنا محمد وعلى اخوانه من الانبياء والمرسلين وآل كل منهم ودبرني بأحسن تدبير والطف بي في ما تجري به المقادير ، لا أفتقر وأنت ربي ولا أضام وأنت حسبي ، وأنت على كل شيء قدير ، وصل علي سيدنا محمد وعلي آله وصحبه وسلم
"Ya Allah, sesungguhnya di dalam "Tadbir" Engkau mencukupi segala angan-angan, dan di dalam kedermawanan Engkau melebihi apa yang diharapkan, (insya Allah terjemahan akan dilanjutkan nanti).