اللهم اجعلنا من المخلصين ، بجاه النبي الامين ، وببركة الصالحين والحمد لله رب العالمين
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang Engkau beri karunia bisa benar-benar ihlas karena Engkau, dengan keagunan Nabi "al-Amin", dan dengan keberkahan para sholihin, dan segala puji bagi Allah Rab semesta alam.
Di dalam kitab "as-Sirrul Jalil", disebutkan bahwa wirid, dzikr, dan lain sebagainya, harus dengan niat karena Allah Ta'ala. Disebutkan di dalam kitab tersebut h. 5:
ولا يكن في دعائك الظفر بقضاء حاجتك فتكون محجوبا عن ربك ، وليكن همك مناجاة مولاك ، فإنه يعلم السر واخفي . اهـ
Janganlah do'amu (wirid, dzikr, amalan apa saja) ditujukan untuk memperoleh hajat keinginanmu, karena (dikhawatirkan) kamu akan terhijab / terhalang dari Rabb-mu. Sungguh sebaiknya niatmu adalah bemunajat kepada Allah (untuk Allah saja), karena Dia Maha Mengetahui yang "sir" dan yang lebih tersembunyi lagi.
ثم اعلم ايها الاخ العزيز اللبيب والولد الصادق الحبيب ، انك لا تفعل شيئا مما ذكرناه ، الا ما كان فيه رضا الله سبحانه وتعالي ، وعليك بالإخلاص وصدق النية وحسن الاعتقاد ، والا ، رجع وبال ذلك عليك . اهـ
Kemudian ketahuilah wahai saudara yang mulia serta cerdas, putera yang benar serta terkasih, sesungguhnya kamu janganlah mengerjakan sesuatu dari apa yang telah kami sebutkan, kecuali jika di dalamnya ada keridloan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan wajib bagimu ikz-las, benar dalam niat, dan bagus dalam i'tiqod, jika tidak, maka kembali ("raj'ah" kepadamu) dan menjadi bala' (cobaan) bagimu.
وفي جواهر الخمس ص ٢٥٤ : ومعني رجعة الاسم ، زوال ما حصل له ببركة الاسم من العلم والحكمة والمرتبة والقدر والغني ويتبدل بنقائضها . اهـ نعوذ بالله من ذلك . اهـ
Ma'na "roj'ah" adalah hilangnya apa yang telah dikaruniakan baik berupa ilmu, hikmah, derajat, kedudukan, kekayaan, yang kemudian keadaannya terbalik (tidak berilmu, tidak punya hikmah, hina, tanpa kedudukan, dan miskin. Wallahu a'lam). Na'uudzubillahi min dzalik.
وفي نفس الكتاب ص ٢٠٨ : فإن كثيرا من الناس ركب مركب الدعوة عجبا وأجري فرسه في فضاء الكرامة والعجب ، ولم يكن له صدق النية هاديا ، فهلكوا في تيه الدعوة ، واضلوا كثيرا ، وضلوا عن سواء السبيل ، فينبغي لصاحب الدعوة ان يكون خالصا مخلصا لله تعالي ... اهـ
Sesungguhnya banyak orang mengamalkan do'a ajaib, dan berhasil memperoleh karomah kemuliaan dan keajaiban, tetapi karena tidak adanya niat yang benar yang menuntun hatinya, maka mereka rusak dalam kebanggaan, menyesatkan banyak orang, dan tersesat dari jalan yang lurus, maka sebaiknya shohibud da'wah niatnya murni dan ihlas karena Allah Ta'ala.
Disebutkan juga di dalam kitab Jawahirul 'Arifin juz 2 h. 18 bahwa orang-orang yang memasuki baiat thoriqoh para wali, yang kebanyakan melazimkan dzikr yang seharusnya hanya untuk Allah, tetapi "mungkin" karena tujuan hati yang lain, maka sebagaimana keterangan berikut:
وقد اوصي جدنا الشيخ عبد الله ساكي القادري وهو مرشد الطريقة النقشبندية علي اهل بيته ان لا يدخلوا في بيعة طريقة الاولياء ، ويقول : من دخل في بيعة طريقة الاولياء ، ابتلاه الله ببلاء عظيم ، ففتشت في كل بلد ، فرأيت اكثر من دخل في بيعة طريقة الاولياء ، فقد ابتلي بأحد تسعة بلية . اهـ
Syekh Abdullah Sakiy salah satu mursyid thoriqoh Naqsyabandiyyah di kota Kediri pernah berwasiat kepada ahli bait beliau, supaya tidak masuk baiat thoriqoh para wali, karena disebutkan barang siapa masuk baiat thoriqoh para wali, maka akan diberi cobaan oleh Allah dengan cobaan yang besar. Beliau meneliti bahwa di setiap daerah, beliau melihat bahwa banyak orang yang masuk baiat thoriqoh para wali, diberi cobaan salah satu dari sembilan cobaan.
Seingat saya hal ini pernah saya tanyakan kepada KH. Ahmad Hadi Bun-yamin Kudus dan kurang lebih maksud jawabannya adalah "orang yang mau naik jabatan, ya, diuji dulu". Dan hal itu, seingat saya, juga pernah beliau tanyakan juga kepada guru beliau, yaitu KH. Ahmad Jauhari Umar Pasuruan pengarang kitab "Jawahirul 'Arifin" dan jawabannya begitu. Dan ini "mungkin" juga karena maksud hati yang lain yang bukan karena Allah. Wallahu a'lam.
Saya pernah tanyakan kepada Abah Rifa'i Kudus, dan jawabannya adalah hal itu untuk wirid / dikr yang kzos (khusus), sedang dzikr yang umum tidak.
وفي الفوائد في الفائدة الثامنة عشر في فضيلة الذكر ما نصه : وثبت في صحيح مسلم عن سميرة ابن حندب رضي الله عنه قال ، قال رسول الله صلي الله عليه وسلم ، احب الكلام الي الله الاربع ، لا يَضُرُّكَ بِأَيّهنَّ بدأت ، سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله اكبر . اهـ وانظر الفاظ : ﴿لا يَضُرُّكَ بِأَيّهنَّ بدأت﴾ ، والله اعلم . اهـ
Dari Samiroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: "Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah, dan tidak akan membahayakan dirimu dengan yang mana saja kamu memulainya, (yaitu): Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar. (HR. Muslim).
Perhatikan:
لا يَضُرُّكَ بِأَيّهنَّ بدأت
... tidak akan membahayakan dirimu dengan yang mana saja kamu memulainya ...
Jadi, menurut pemahaman saya, semua dzikr, wirid, do'a, bacaan di dalam hadits-hadits, yaitu yang telah diajarkan Rasulullah, tidak ada yang berbahaya. Disebutkan bahwa semua dzikr, wirid, do'a, bacaan yang lewat lisan agung Kanjeng Nabi, terfilter / tersaring bahayanya, sehingga yang tersisa hanyalah faidah dan manfaatnya saja. Oleh karena itu, semua do'a dalam wujud solawat, faidahnya sampai bisa dirasakan manfaatnya, keutamaannya, sejuk, karena semua lewat Rasulullah. Segala puji bagi Allah Rab semesta Alam. Wallahu a'lam.